Dalam kurikulum dirumuskan secara jelas kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan KI dan KD setiap peserta didik diukur dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria (PAK). Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan.
Oleh karena itu program pengayaan dapat diartikan :memberikan tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.
Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik.Dalam program pengayaan, media belajar harus betul-betul disiapkan guru agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi yang diberikan.
Apa saja yang dapat dilakukan dalam program pengayaan?
Guru bisa memberikan pendalaman dan perluasan dari KD yang sedang diajarkan atau memberikan materi dalam KD yang berikutnya.
Mengapa diperlukan program pengayaan?
Berdasarkan Permendikbud No.54, 64, 65, 66dan 67 Tahun 2013 pada dasarnya menganut sistem pembelajaran berbasis aktivitas atau kegiatan, kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan dan melayani perbedaan individual peserta didik. Dengan memperhatikan prinsip perbedaan individu (kemampuan awal, kecerdasan, kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya belajar) tersebut, maka program pengayaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak anak. Dalam program pengayaan, guru memfasilitasi peserta didikuntuk memperkaya wawasan dan keterampilannya serta mampu mengaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Kapan dilakukan program pengayaan?
Program pengayaan ketika peserta didik teridentifikasi telah melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum . Guru perlu mengantisipasi dengan menyiapkan program-program atau aktivitas yang sesuai KD untuk memfasilitasi peserta didik.
Bagaimana program pengayaan dilakukan?
Program pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui ketuntasan belajar dengan memerlukan waktu lebih sedikit daripada teman-teman lainnya. Waktu yang masih tersedia dapat dimanfaatkan peserta didik untuk memperdalam/memperluas atau mengembangkan hingga mencapai tahapan networking (jejaring) dalam pendekatan ilmiah (scientific approach).
Guru dapat memfasilitasi peserta didik dengan memberikan berbagai sumber belajar, antara lain: perpustakaan, majalah atau koran, internet, narasumber/pakar, dll.
Jenis-jenis Program Pengayaan:
- Kegiatan eksploratori yang masih terkait dengan KD yang sedang dilaksanakan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian yang dimaksud contohnya : bisa berupa peristiwa sejarah, buku, narasumber, penemuan, uji coba, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
- Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
- Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan: a. Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan; b. Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan; c. Penggunaan berbagai sumber; d. Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan; e. Analisis data; f. Penyimpulan hasil investigasi.
Siapa yang terlibat dalam program pengayaan?
Yang melakukan identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan program pengayaan adalah guru kelas.Apabila diperlukan, guru dapat melakukan kerjasama dengan narasumber (apabila dibutuhkan) dalam melaksanakan program pengayaan.
II. Prinsip-prinsip Program Pengayaan:
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengonsep program pengayaan menurut Khatena (1992):
1. Inovasi
Guru perlu menyesuaikan program yang diterapkannya dengan kekhasan peserta didik, karakteristik kelas serta lingkungan hidup dan budaya peserta didik.
2. Kegiatan yang memperkaya
Dalam menyusun materi dan mendisain pembelajaran pengayaan, kembangkan dengan kegiatan yang menyenangkan, membangkitkan minat, merangsang pertanyaan, dan sumber-sumber yang bervariasi dan memperkaya.
3. Merencanakan metodologi yang luas dan metode yang lebih bervariasi
Misalnya dengan memberikan project, pengembangan minat dan aktivitas-akitivitas menggugah (playful). Menerapkan informasi terbaru, hasil-hasil penelitian atau kemajuan program-program pendidikan terkini.
Sedangkan Passow (1993) menyarankan bahwa dalam merancang program pengayaan, penting untuk memperhatikan 3 hal :
- Keluasan dan kedalaman dari pendekatan yang digunakan Pendekatan dan materi yang diberikan tidak hanya berisi yang yang luarnya (kulit-kulitnya) saja tetapi diberikan dengan lebih menyeluruh dan lebih mendalam. Contoh : membahas mengenai prinsip Phytagoras, tidak hanya memberikan rumus dan pemecahan soal saja tetapi juga memberikan pemahaman yang luas dari mulai sejarah terbentuknya hukum-hukum phytagoras dan bagaimana penerapan prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
- Tempo dan kecepatan dalam membawakan program. Sesuaikan cara pemberian materi dengan tempo dan kecepatan peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan. Hal ini berkaitan dengan kecepatan daya tangkap yang dimiliki peserta didik sehingga materi dapat diberikan dengan lebih mendalam dan lebih dinamis untuk menghindari kebosanan karena peserta didik yang telah menguasai materi pelajaran yang diberikan di kelas.
- Memperhatikan isi dan tujuan dari materi yang diberikan : Hal ini bertujuan agar kurikulum yang dirancang lebih tepat guna dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Renzulli (1979) menyatakan bahwa program pengayaan berbeda dengan program akselerasi karena pengayaan dirancang dengan lebih memperhatikan keunikan dan kebutuhan individual dari peserta didik.
yang cepat dan membutuhkan waktu yang lebih singkat. Sehingga peserta didik seringkali memiliki waktu sisa yang lebih banyak, dikarenakan cepatnya dia menyelesaikan tugas atau menguasai materi.Disinilah dibutuhkan kepekaan guru dalam merencanakan dan memutuskan untuk melaksanakan program pengayaan. Winner, 1996, dalam Santrock (2007), mengemukakan karakteristik, peserta didik yang berbakat antara lain :
- Peserta didik berbakat biasanya cermat dalam setiap hal atau pun kesempatan dimana mereka harus menggunakan kemampuannya. Mereka adalah anak-anak yang selalu menjadi yang pertama dalam menguasai suatu pelajaran dengan usaha yang juga minimal dibandingkan teman-teman atau peserta didik-peserta didik yang lain yang dikarenakan mereka sejak lahir memiliki kemampuan yang tinggi dalam satu atau beberapa bidang.
- Dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik yang berbakat dapat berhasil memecahkan masalah secara tepat dengan cara yang ia kembangkan atau ia temukan sendiri. Peserta didik yang berbakat dapat menangkap atau lebih menyukai petunjuk yang tidak eksplisit dibandingkan dengan peserta didik yang lain
- Memiliki hasrat untuk ”menguasai”. Mereka memiliki hasrat, obsesi dan minat dan kemampuan untuk fokus, sehingga sangat mudah baginya untuk memahami dan menguasai suatu hal.
Guru diharapkan lebih peka dalam mengenali peserta didik yang memiliki karakteristik ini, dikarenakan mereka memiliki kebutuhan yang juga berbeda dibandingkan dengan teman-temannya.
Sekian dan terima kasih